Sosialisme sebagai Media Perjuangan Islam dan Kemanusiaan

Makassar, 21 Agustus 2019

Saban hari, saya sempat membaca opini yang dimuat oleh salah satu media yang memiliki latar belakang dan memposisikan religi, khususnya Islam, sebagai arus utama kerangka epistemig penulisannya.

Penggalan kalimat tersebut yang masih segar dalam ingatan saya adalah "Tegakkan Khilafah, tolak doktrin ideologi luar yakni kapitalisme dan sosialisme.

Sontak saya kaget dan membatin dengan banyak pertanyaan, "loh emangnya asal-usul khilafah lahir dari rahim pikiran para tokoh pejuang kemerdekaan? Apakah historinya kental dengan spirit NKRI dan Pancasila? Atau justru term khilafah yang mereka pahami hanyalah sebatas dogma yang praktiknya bersifat utopi?

Lantas, apa alasan kita untuk menolak sosialisme dan menganggapnya sebagai ancaman yang digadang-gadang dapat merusak keutuhan NKRI, ideologi Pancasila dan berimbas pada "mati surinya" paham-paham komunis-marxisme, yang konon katanya para penganut paham tersebut menolak keyakinan yang bersifat metafisis dan transendental, alias mampu mengganggu keimanan beragama.
Koord. Deputi Pendidikan GenBI Komisariat UIN Alauddin Makassar

Apa itu Sosialisme ?

Sosialisme ialah suatu ide, gagasan, pikiran, dan gerakan yang menempatkan keadilan dan egaliter sebagai tendensi yang meliputi aspek hak dan kewajiban individu dalam suatu komunitas secara proporsional.

Sosialisme sendiri menjamin hak dan kewajiban individu yang terepresentasi dari segi hukum, ekonomi, politik, dan budaya. Sehingga dari paham ini, para penganutnya memiliki kondisi psikis; jasmani dan rohani yang baik dan mampu menciptakan kondisi harmonis dan selaras antar individu.


Sosialisme dan Rasulullah

Rasulullah adalah tokoh, teladan, dan praktisi sosialisme yang sangat getol dan progresif. Rasullullah menggunakan tauhid sebagai bahan bakar dan sosialisme sebagai motor untuk berangkat menuju keadilan.

Pada zaman Arab Badui jahiliah, ada suku yang bernama suku Quraisy, ia sangat kolot dan menanggalkan sisi kemanusiaan; eksploitatasi sumber daya, monolopoli dagang, diskriminasi gender dan pelanggatan pelanggaran lainnya.

Dari potret fenomena tersebut, akhirnya memantik gejolak semangat seorang revolusioner Islam untuk meruntuhkan segala bentuk kezaliman itu.

Jadi motif Rasulullah tidak hanya melenyapkan kepercayaan nenek moyang bagi penduduk Quraisy yang sifatnya syirik, tetapi juga berjuang menumbuhkan sisi-sisi kemanusian, keadilan, egaliter, dan moralitas secara universal. Dan tetap gigih dan kukuh melawan sifat ketamakan, diskriminasi, akumulasi dan dominasi yang kelewatan batas. Sebab, membela kaum mustad'afin dan dhuafa adalah nafas dan perjuangan Islam.


Sosialisme dan Semangat Kemerdekaan

Kurang lebih 350 abad Indonesia dijajah habis-habisan oleh berbagai negara penjajah; Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. Dijajah habis-habisan dengan ideologi kolonialisme dan imperialisme, yang kelak akan mendapatkan konfrontasi dari sosialisme.

Melalui kolonialisme, para kapitalis Eropa memeras tenaga dan dan kekayaan alam  rakyat negeri-negeri terjajah demi keuntungan mereka. Lewat kolonialisme ini pulalah di Asia dan Afrika, termasuk Indonesia, Kapitalisme mendorong terjadinya apa yang dalam istilah kegemaran Sukarno disebut sebagai "exploitation de I'homme par I homme" atau eksploitasi manusia oleh manusia.

Adapun imperialisme adalah suatu hasrat berkuasa, yang antara lain terwujud dalam sebuah sistem yang memerintah atau mengatur ekonomi dan politik negara lain.

Akibat penyiksaan ideologi tersebut akhirnya guru pendiri bangsa, HOS Tjokroaminoti menulis "Islam dan Sosialisme" sebagai bantahan dan anti-thesa kondisi yang dirasakan negeri ini. Begitu juga anak didiknya, Sukarno, menulis "Nasionalisme, Islam, dan Marxisme", untuk mengusir penjajah dan menghapuskan ideologi laknat tersebut, mengingat "Nasakom" memiliki cita-cita luhur yang sama, yakni pembebasan atas penindasan.

Lewat tulisan ini, saya berharap besar agar pembaca, khususnya yang beragama Islam, tak lagi phobia dan gagal paham mengenai sosialisme. Sebab lewat sosialisme, kita sebagai Muslim mudah untuk membumikan tauhid dan memanifestasikan Asmaul-Husna.

Subscribe to receive free email updates: